Pada 2018, Jogja akan memiliki rumah animasi internasional (RAI). Hal ini merupakan perwujudan upaya Jogja untuk menjadi kiblat animasi di Indonesia.
 |
Tahun 2018 Jogja Resmi Operasikan Rumah Animasi Internasional |
Polin Napitupulu, Bidang Industri Logam dan Aneka Disperindag-UKM DIY mengatakan bahwa RAI akan dioperasikan untuk meningkatkan produk animasi berskala internasional. Selama ini belum ada sistem eskpor untuk animasi. Maka, tahun depan atau dua tahun mendatang akan dibentuk RAI. Dana infrastrukturnya berasal dari APBN, tetapi besarnya belum diketahui. Dari RAI produk animasi Jogja akan diekspor dan untuk memenuhi konsumsi dalam negeri. Rencananya RAI akan dibangun di jalan Hos Cokroaminoto Jogja.
Sebenarnya infrastruktur sudah siap. Tapi, tahun depan akan dilakukan penyempurnaan sebelum resmi dilaunching. Dari sisi sumber daya manusia (SDM), Jogja memiliki ratusan orang animator dengan 20 industri kecil menengah (IKM) yang siap mensupport RAI. Hasil karya animator di Jogja bukan hanya layak jual tetapi sudah dinikmati masyarakat dalam negeri. Sebagian kecil memang dari kampus. Contohnya, Kampus Amikom yang sudah bisa terlihat hasilnya. Nilai investasinya antara ratusan juta hingga milyaran rupiah.
Masing-masing IKM sudah memiliki strategi marketing pasar yang baik. Contohnya, sebelum produk film animasi dilaunching, IKM lebih dulu merilis beragam merchandise untuk dijual seperti kaos, gelas, souvenir dan sebagainya. Hal ini dilakukan untuk memancing dan memperkenalkan film anaimasi yang akan dilaunching.
Meski nilai transaksi IKM Animasi dari segi kuantitas masih kecil, namun kualitas yang dihasilkan sangat baik. Tidak hanya film animasi, tetapi juga games animasi, iklan dan modul pendidikan animasi. Produk film untuk satu studio minimal satu dalam setahun. Hal ini dikarenakan durasi pembuatannya membutuhkan waktu bulanan hingga tahunan. Berbeda dengan produk games, produk iklan dan aplikasi yang jumlahnya ratusan unit serta dijual secara online.