KopasID - Banyak jalan untuk meraih kesuksesan. Jika dalam trading saham dikenal psikologi trading, maka dalam investasi jangka panjang kita mengenal psikologi investasi, atau prinsip-prinsip yang dipegang investor dalam menjalankan investasinya.
Salah satu yang bisa dijadikan pegangan investor adalah Warren Buffet. Bagaimana rahasia psikologi investasi seorang Warren Buffet yang konon memang sangat bijaksana itu?
Psikologi ala Buffet adalah filosofi berinvestasi yang sederhana, namun tak jarang membuat banyak orang salah kaprah.
Rahasia psikologi investasi yang pertama ala Buffet adalah hidup sangat sederhana dan jangan menghamburkan uang. Tabunglah sebanyak mungkin pendapatan Anda untuk kemudian diinvestasikan sehingga uang Anda bisa berkembang.
Sungguh luar biasa, meski Buffet dinobatkan sebagai salah satu orang terkaya di dunia, namun ia masih hidup di rumahnya yang sederhana.
Buffet berprinsip, sebagian besar penghasilannya, ia belikan saham agar asetnya terus bertumbuh. Buffet membelanjakan uangnya untuk membeli aset, sehingga kekayaannya bertambah. Selain itu, Buffet juga sangat menghindari pembelanjaan dan liabilitas (utang).
Bagaimana dengan kita? Praktisi saham Ellen May mengungkapkan menjamurnya mall, gadget, atau fesyen, membuat Anda kerap tergoda bersikap konsumtif. Sebenarnya tidak masalah jika Anda mau menikmati hasil jerih payah Anda untuk bersenang-senang. Namun, sebaiknya tunda kesenangan yang mahal.
Pepatah mengatakan "Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang kemudian. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian”. "Tunda kesenangan dan terus membangun aset. Demikian prinsip hidup Warren Buffet, Robert Kiyosaki dan panutan finansial Indonesia Bp Tung Desem Waringin," kata Founder Ellen May Institute ini seperti dikutip dari Beritasatu.com.
Psikologi investasi yang kedua ala Warren Buffet adalah, jangan gegabah atau terlalu sering membeli saham. Buffet percaya orang sabar adalah orang yang berhasil dalam investasi saham. Artinya, sabar menunggu waktu yang tepat untuk membeli saham.
Kapan waktu yang tepat untuk membeli saham? Menurut Warren Buffet ketika terjadi penurunan harga saham besar-besaran. Masa crash/collapse pada bursa saham seringkali disikapi pelaku pasar dengan penuh rasa panik.
Padahal sebenarnya masa crash pada bursa saham dapat memberi kita kesempatan emas mendulang profit pada investasi saham.
Ketika terjadi crash/collapse di pasar saham, Anda mendapat saham-saham dari perusahaan-perusahaan bagus dengan harga super diskon. Harga terdiskon yang dimaksud oleh Warren Buffet bukan saja secara nominal, namun lebih kepada valuasinya. Jika demikian, maka dari kacamata value invetor, koreksi besar-besaran di bursa saham adalah peluang bagus.
Banyak orang takut jika pasar saham turun. Sebenarnya tidak perlu takut, namun hanya perlu antisipasi dan persiapan. Persiapan yang dimaksud adalah menabung sebagian besar dari pendapatan Anda. Jika tiba saatnya, maka Anda akan mempunyai “peluru” yang cukup besar.
Terkait dengan persiapan “peluru” atau akumulasi modal menunggu masa koreksi besar-besaran, Warren Buffet juga menyarankan untuk jangan mendiversifikasi investasi. Prinsip ini menimbulkan banyak pro dan kontra. Mengapa Buffet menyarankan untuk terkonsentrasi?
Buffet mengatakan diversifikasi dilakukan oleh investor yang bingung, ragu-ragu, dan tidak yakin akan keputusan investasinya. Pernyataan ini sebenarnya masuk akal dan sangat berdasar.
Namun Ellen May punya pendapat lain. Dia menyarankan, bagi investor pemula dan masih ragu-ragu dalam berinvestasi, mulailah dengan diversifikasi, namun jangan terlalu beragam. Diversifikasi yang berlebihan hanya membuat Anda tidak fokus dan memperkecil keuntungan. Namun seiring berjalannya waktu, pelajarilah investasi saham sebaik mungkin sehingga Anda tidak perlu ragu-ragu.
"Dengan demikian, prinsip terkonsentrasi dari Warren Buffet akan memberi manfaat maksimal pada portofolio Anda," kata Ellen yang juga penulis buku "Smart Traders not Gamblers" ini.
Menurut Ellen, prinsip terkonsentrasi (totalitas) yang diajarkan Buffet juga berarti investor harus sangat teliti sebelum membeli. Pasalnya, karena dengan prinsip konsentrasi, Anda sedang melipatgandakan imbal hasil dan juga risiko. "Ibarat Anda sedang meletakkan semua telur Anda dalam satu keranjang," kata Ellen.
Oleh karena itu, sebaiknya jaga baik-baik keranjang telur Anda, dengan mempelajari investasi yang Anda geluti, dan meneliti fundamental emiten yang sahamnya ingin Anda beli.
Sumber: http://ciputraentrepreneurship.com/tips-bisnis/182-investasi/22496-psikologi-investasi-ala-warren-buffet.html