|
Ilustrasi Forensik Digital |
Pencarian di mesin pencari Google bukan hanya membantu pengguna internet dalam mencari informasi untuk keperluan tugas atau pekerjaan. Pencarian di Google ternyata bisa membantu membuktikan sebuah pembunuhan.
Setidaknya ini yang terjadi dalam kasus tewasnya balita berusia 3 tahun, Caylee Anthony. Titik terang kasus pembunuhan balita tersebut terlacak dari pencarian yang dilakukan oleh ibunya sendiri, Casey Anthony.
Sebelumnya, kematian Caylee Anthony menjadi perhatian media, saat Caylee hilang pada 16 Juni 2008. Tubuhnya tidak ditemukan selama enam bulan, dan baru ditemukan pada 11 Desember 2008 di Orlando, Florida.
Penyidikan pun dilakukan dan pihak kepolisian saat itu menyatakan ibunya tak bersalah dalam kasus tewasnya Caylee. Pengacara Casey mengklaim Caylee saat itu tenggelam. Meski begitu Casey dinyatakan bersalah dalam memberikan empat laporan informasi palsu kepada polisi. Casey tetap dibebaskan dari tuduhan pembunuhan tingkat pertama terhadap putrinya sendiri.
Lalu saat persidangan, para ahli yang diajukan jaksa penuntut menyidik komputer keluarga Anthony. Hasilnya, para ahli yang bersaksi mengungkap bahwa komputer keluarga Anthony digunakan untuk mencari kata-kata dan frase mencurigakan, dengan menggunakan Google.
Kata dan frase itu antara lain "chloroform" (dikaitkan dengan tuduhan membunuh dengan obat bius), "chest trauma" (sebuah luka serius di dada), "internal bleeding" (pendarahan internal), "how to make chloroform" dan "neck breaking".
Namun pada pekan lalu, stasiun TV Orlando, WKMG TV, melaporkan bahwa polisi telah mengabaikan sebagian kata kunci penting yang bisa jadi bukti. Seseorang telah melakukan pencarian di Google dengan kata "foolproof suffocation" (atau membunuh hingga korbannya kehilangan nafas tanpa ketahuan), dari komputer keluarga Anthony.
Pencarian itu dilakukan pada 16 Juni 2008, hari di mana Caylee menghilang. Sebuah buku tentang kasus ini yang ditulis oleh pengacara Casey Anthony, Jose Baez, sebelumnya melaporkan bahwa ada orang lain yang lakukan pencarian itu, namun ini tak bisa dibuktikan. Buku tersebut bahkan menuduh bahwa ayah Caylee, George Anthony, telah melakukan pencarian di Google terkait metode pembunuhan.
WKMG melaporkan bahwa pencarian dengan kata "foolproof suffocation" itu terjadi beberapa jam setelah George Anthony sudah tak berada di tempat kerja. Dengan demikian, Casey merupakan orang yang paling mungkin mengetik pencarian tersebut.
Jika sang ibu telah menggunakan Google untuk mencari tahu bagaimana cara membunuh bayinya, juri mungkin akan memiliki kesimpulan berbeda.
Pencarian Google untuk memecahkan sebuah kasus pembunuhan bukan pertama kali ini terjadi. Pencarian Google telah digunakan pada 2005 dalam kasus pembunuhan seseorang. Spesialis Mac, Robert Petrick, dinyatakan bersalah membunuh istrinya setelah diketahuigoogling kata "neck snap break" (mencekik leher).
Petrick juga diketahui mengunduh dokumen "22 ways to kill a man with your bare hands" atau 22 cara untuk membunuh orang dengan tangan kosong. Tak hanya itu, Petrick juga ketahuan meneliti seberapa dalam danau tempat jasad istrinya ditemukan.
Pada 2006, Justin Barber dijatuhi hukuman penjara seumur hidup karena membunuh istrinya di pantai. Dia sebelumnya melakukan pencarian "Florida & divorce", serta kata-kata seperti "trauma", "gunshot", "right chest", dan "cases". Barber diketahui juga pernah mengunduh lagu Guns N'Roses
"Used To Love Her". Lirik di lagu ini berkisah tentang seseorang yang membunuh kekasihnya.
Search Engine Land memiliki beberapa daftar kasus lama yang lebih meyakinkan, yang menggunakan Google sebagai petunjuk mengungkap pembunuhan.
Namun tetap saja, sejarah pencarian Google dari komputer keluarga Anthony tidak diteliti dengan teliti. Tampaknya, dari kasus ini, detektif dan polisi harus lebih mengambil manfaat dalam menggali bukti digital.
Mengungkap sidik jari dan bukti DNA tentu menjadi bagian penting dari pekerjaan detektif. Tapi di era komunikasi online dan perkembangan dunia maya, forensik tentu juga harus berkembang secara digital. | Sumber: TechCrunch