Cauliflower atau kembang kol adalah salah satu jenis sayuran dalam spesies Brassica oleraceae bersama dengan kubis, brussel sprout, kale, brokoli dan collard green (borekale).
Jenis-jenis sayuran ini memiliki nama latin yang sama (B. Oleraceae) tetapi berbeda kelompok kultivarnya. Bagian yang dikonsumsi dari kembang kol yaitu bagian kembangnya yang berwarna putih yang terdiri dari kumpulan bunga. Jenis sayuran ini berasal dari daerah Mediterania bagian timur laut.
Selain warna putih, kembang kol juga memiliki jenis warna lain seperti jingga, hijau, dan ungu. Orange cauliflower mengandung 25% vitamin A lebih banyak dibandingkan dengan yang putih. Kembang kol hijau disebut juga dengan broccoflower memiliki dua macam bentuk yaitu bentuk yang umum seperti kembang kol biasa dan bentuk meruncing yang disebut Romanesco Broccoli.
Kembang kol ungu disebabkan karena kandungan antosianin yang terdapat di dalamnya. Di Inggris dan Italia Selatan, brokoli dengan kembang yang berukuran kecil dijual juga dengan sebutan “purple cauliflower”, akan tetapi jenis ini berbeda dengan kembang kol ungu.
Kembang kol tersusun dari kembang yang lebih rapat dan menyatu sedangkan brokoli susunan kembangnya lebih longgar. Kembang kol rata-rata memiliki warna putih-krem (meskipun ada beberapa jenis yang memiliki warna lain) sedangkan brokoli memiiki warna hijau gelap atau bahkan memiliki gurat-gurat ungu.
Dari segi citarasa kedua jenis sayuran ini memiliki kemiripan dalam rasa dan aroma setelah dimasak. Akan tetapi kembang kol memiliki rasa yang lebih ringan, sedangkan brokoli cenderung memiliki rasa “lebih hijau” atau “greener” yang lebih kuat.
Kembang kol termasuk bahan makanan yang padat gizi dan rendah kalori. Dalam 100 g kembang kol memiliki kandungan kalori sebanyak 25 kkal, karbohidrat sebanyak 5,3 g, serat pangan 2,5 g, protein 2 g, dan lemak 0,1 g. Selain itu kembang kol termasuk sumber yang baik dari vitamin C, vitamin K, folat, vitamin B6, kalium dan mangan.
Merebus kembang kol dapat mengurangi kandungan senyawa-senyawa ini sebanyak 20-30% setelah 5 menit, 40-50% setelah 10 menit, dan 75% setelah 30 menit. Akan tetapi, mengukus, menumis dan menggunakan microwave tidak mengurangi kandungan senyawa-senyawa ini. Hasil penelitian yang berjudul “
Prospective study of fruit and vegetable intake and risk of prostate cancer” yang dimuat di Jurnal of the National Cancer Institute no 99(15):1200-9, menunjukkan bahwa konsumsi kembang kol secara teratur dalam jumlah tertentu
dapat mengurangi resiko terbentuknya kanker prostat.
Untuk 2-3 porsi