Setelah empat dekade absen, AS membuat fondasi yang membawa mereka selalu tampil di putaran final Piala Dunia, hingga sekarang.
Hari ini, 24 tahun lalu, atau tepatnya 19 November 1989, gol semata wayang dari Paul Cagliuri membawa Amerika Serikat menyabet tiket putaran final Piala Dunia untuk kali pertama setelah absen selama 40 tahun terakhir.
Di hari itu, The Yanks menjalani laga terakhir babak kualifikasi zona CONCACAF melawan Trinidad dan Tobago, yang terpaut satu angka untuk tiket terakhir ke Italia di tahun berikutnya. Trinidad dan Tobago yang bertindak sebagai tuan rumah di National Stadium hanya butuh hasil imbang menyusul skor imbang 1-1 pada pertemuan pertama, untuk bisa melenggang ke Piala Dunia pertama bagi mereka.
Tapi takdir berkata lain. Di menit ke-30, aksi Caligiuri sukses membungkam suporter tuan rumah. Sang gelandang menerima umpan matang sebelum mengecoh bek Trinidad dan Tobago, kemudian melepaskan tembakan keras yang gagal diantisipasi kiper.
Itu menjadi satu-satunya pembeda karena Amerika berhasil mempertahankan kemenangan hingga peluit panjang dibunyikan dan berhak terbang ke Italia yang menggelar perhelatan empat tahunan tersebut.
Meski akhirnya gagal setelah kalah di tiga pertandingan babak penyisihan grup melawan Cekoslovakia, Italia dan Austria, keberhasilan AS menembus putaran final seolah menjadi awal kebangkitan sepakbola Negeri Paman Sam.
Pasalnya sejak saat itu mereka selalu lolos ke putaran final bahkan sempat menembus babak perempat-final saat Piala Dunia digelar di Korea Selatan dan Jepang, 2002 silam. Ini merupakan pencapaian terbaikThe Yanks sejak 1930 saat Piala Dunia kali pertama digelar.
Perjalanan AS di ajang empat tahunan sebelum absen panjang tidak terlalu buruk. Saat terlibat di pagelaran pertama di Uruguay, The Starts and The Stripes lolos ke semi-final sebelum akhirnya kalah 6-1 dari Argentina.
Momen lain yang masih dikenang adalah kemenangan spektakuler atas Inggris pada 1950. Kalah di laga pertama melawan Spanyol, mereka secara mengejutkan menang 1-0 atas Inggris di Indenpendencia Stadium oleh gol tunggal Joe Gaetjens.
Hasil tersebut diklaim sebagai salah satu noda terbesar dalam sejarah olahraga. Beberapa bulan sebelumnya, Inggris mengalahkan tim all-star Eropa 6-1 pada laga persahabatan. Sports Illustrated danSoccer Digest bahkan mengklaim kekalahan dari Amerika sebagai keajaiban.
Laju AS akhirnya berhenti setelah kalah 5-2 dari Chili di pertandingan ketiga dan mereka harus menanti empat dekade sebelum kembali manggung di turnamen yang menyita perhatian jutaan pasang mata di dunia.