Lama tidur yang normal untuk orang dewasa adalah tujuh sampai sembilan jam per malamnya. Tapi, jumlah ini naik turun tergantung usia menurut National Sleep Foundation. Jika kurang tidur, maka ada beberapa risiko yang didapat. Apa sajakah itu?
|
Apa Saja Dampak Jika Kurang Tidur? |
1. Depresi
Kurang tidur bisa menjadi penyebab dan akibat dari depresi. Penelitian menunjukkan bahwa risiko berkembangnya depresi tertinggi di antara kebanyakan orang disebabkan oleh gangguan tidur.
Menurut Linda L. Chao, Kepala Penelitian dari University of California San Fransisco, kurangnya waktu tidur menurut penelitian dapat menyebabkan penyusutan otak dan bisa membuat seseorang menjadi gila.
Para peneliti menunjukkan bahwa kurangnya waktu tidur pada malam hari dapat menyebabkan penyusutan otak di sekitar frontal lobe. Akibatnya tidak hanya pusing dan lelah tetapi juga bisa menyebabkan masalah kejiwaan.
2. Kelumpuhan tidur
Hal ini cukup umum, namun jarang terjadi dan hanya sering terjadi beberapa saat saja. Hal ini sering digambarkan sebagai mimpi buruk berjalan yang disebabkan oleh gangguan rapid eye movement (REM) yang pada gilirannya disebabkan insomnia, stres, dan kecemasan.
3. Berat Badan Naik
Kurang tidur secara langsung berkaitan dengan tiga hormon yang mengontrol rasa lapar. Yang pertama, hormone kortisol yang bisa membuat bengkak, mengganggu kadar glukosa, membaut murung, dan menambah lingkar pinggang. Yang kedua dan ketiga adalah hormon ghrelin dan leptin. Ketika seseorang kelelahan biasanya tidak bisa membuat pilihan makanan terbaik.
Sekelompok tim dari Universitas Californa melakukan penelitian mengenai kaitan hal ini, dengan menggunakan MRI (magnetic resonance imaging) mereka memindai perubahan aktivitas area otak yang berfungsi mengatur jadawal tidur. Temuan ini menyediakan penjelasan tentang mekanisme otak yang mengalami kondisi kurang tidur akan memicu timbulnya gangguan kegemukan. Dua puluh tiga peserta diikutsertakan dalam penelitian itu. Mereka menjalani pemindaian otak dua kali. Sekali setelah tidur nyenyak di malam hari dan sekali saat malamnya tidak bisa tidur nyenyak. Aktivitas otak diukur dan dicermati di hari berikut saat mereka mulai menyeleksi item dan porsi makanan dari 80 gambar makanan yang berbeda. Di antara mereka yang kelelahan, ilmuwan mendapati adanya wilayah cortex otak yang rusak dan meminta keseimbanganya dengan mengeluarkan perintah lapar. Secara berurutan, hal yang sama terjadi juga pada area yang terkait dengan rasa lapar. Temuan tambahan yang menarik adalah bahwa makanan berkalori tinggi merupakan jenis yang paling diinginkan oleh para peserta yang mengalami kurang tidur.
temuan akan adanya wilayah otak aktIf yang rusak di area yang mengontrol penilaian baik dan pembuatan keputusan, bersamaan dengan meningkatnya aktivitas di wilayah otak yang mengontrol `reward`, cocok dan menjelaskan, hubungan antara kurangnya tidur dengan kegemukan.
4. Menurunkan Kekebalan Tubuh
JAMA Internal Medicine melaporkan sebuah studi dengan 300 orang diberi virus rhino (flu ) dan ditemukan bahwa orang yang tidurnya kurang dari 7,5 jam jauh lebih rentan terkena penyakit.
5. Wajah Terlihat Sedih
Kurang tidur tidak hanya memengaruhi kesehatan, tapi wajah pun akan kurang menarik dan terlihat sedih.
Peneliti mengatakan, apabila seseorang tidur dengan benar maka wajahnya akan terlihat lebih menarik. Penelitian ini dilakukan di Karolinksa Institutet, Swedia. Sebanyak 40 pengamat menilai foto pria dan wanita sebelum dan setelah tidak tidur selama 31 jam.
Tes ini sebenarnya bertujuan untuk mengetahui apakah orang terlihat lelah dan kurang tidur hanya dengan melihat wajahnya dan jika kurang tidur apakah bisa memengaruhi wajah orang. Hasil penelitian ini dipublikasikan di Journal of Sleep dan menemukan orang bisa melihat ketika seseorang lelah dan kurang tidur bisa menurunkan daya tarik seseorang. Dari penelitian tersebut responden yang kurang tidur matanya bengkak, ada lingkar hitam di bawah mata, kulit pucat, garis-garis halus, dan banyak keriput.
Kesimpulannya, kurang tidur memengaruhi mata, mulut, dan kulit dan fitur ini berfungsi sebagai isyarat kekurangan tidur.