Lahir dengan kondisi tubuh yang banyak kekurangan ternyata tidak membuat Nick Vujicic kecil hati. Aih-alih menyusahkan keluarga dan lingkungan sekitar, Nick malah menjadi orang yang bermanfaat untuk orang banyak. Rasa depresi dan ingin bunuh diri memang pernah ia rasakan saat masih berusia 8 tahun. Namun, perlahan ia sadar bahwa hidup patut disyukuri apapun keadaannya. Perlahan namun pasti akhirnya ia mampu hidup lebih optimis, bahkan akhirnya mampu menjadi seorang motivator yang sangat terkenal di Australia dan dunia.
Nick Vujicic lahir tahun 1982, tepatnya tanggal 4 Desember. Ia merupakan anak pertama dari keluarga yang berasal dari Serbia. Ia lahir dengan gangguan Tetra-amelia, tanpa lengan, tanpa kaki. Dengan kondisi fisik seperti itu, saat kecil Nick sering menjadi bahan olok-olok teman sebayanya. Tidak hanya olok-olok yang sering diterima oleh Nick, intimidasi yang sangat menyakitkan juga pernah ia rasakan.
Karena perlakuan negatif dari lingkungan sekitar inilah saat usia 8 tahun Nick sempat memikirkan untuk bunuh diri. Bahkan saat Nick berusia 10 tahun ia pernah mencoba menenggelamkan dirinya sendiri di sebuah bak mandi. Hanya rasa cinta terhadap orangtuanya lah yang membuat Nick mengurungkan niatnya untuk bunuh diri.
Rasa frustrasi Nick juga pernah membuatnya ‘mengancam’ Tuhan yang sudah menciptakannya. Nick berdoa keras agar Tuhan memberinya tangan kaki dan bila doanya tersebut tidak terjawab maka ia tidak akan lagi memuja Tuhan. Namun titik terang mulai menyinari kehidupan Nick saat sang ibu menunjukkan sebuah artikel di surat kabar tentang pria yang mengalami cacat berat. Nick sadar bahwa tidak hanya dirinya yang mengalami kekurangan dan cobaan dari Tuhan.
Secara bertahap, Nick mulai menemukan cara menjalani hidup tanpa kaki dan tangan. Kaki Nick sebenarnya ada namun sangat kecil dan di salah satu kakinya (kaki kiri) memiliki dua jari yang kecil. Dengan kedua jari itulah Nick mulai belajar menulis dengan sebuah pegangan khusus pada ibu jari kakinya.
Sampai akhirnya ia bisa menggunakan komputer dan mampu mengetik sampai 45 kata per menit dengan hanya menggunakan tumit dan kaki. Selain itu ia juga belajar bermain pedal drum, melempar bola tenis, dan masih banyak lagi yang akhirnya membuat semangat Nick menjalani hidup menjadi sangat besar.
Nick menempuh pendidikan sampai lulus dari sebuah universitas di usia 21 tahun. Yang menarik Nick tidak hanya lulus satu jurusan, melainkan jurusan Akutasi dan Keuangan Perencanaan. Selepas lulus, ia memulai karir sebagai seorang motivatir dengan rutin melakukan perjalanan internasional untuk menjadi pembicara di depan jemaat beragama Kristen, sekolah-sekolah, dan juga saat acara sebuah perusahaan. Sejauh ini ia sudah menjadi motivator di hadapan lebih dari 3 juta orang di dunia dan prestasi ini sudah pasti luar biasa untuk seseorang yang memiliki keterbatasan fisik seperti dirinya.